Starbucks pertama kali membuka gerai di Australia pada tahun 2000. Dengan investasi yang besar Starbucks langsung membuka 90 gerai hanya dalam waktu 8 tahun. Namun hasilnya bukan untung, kebanyakan gerai justru sepi pengunjung meski berada di lokasi strategis. Sehingga Starbucks menutup hingga 70% gerainya. Padahal Australia sangat menyukai kopi.
Mengapa starbucks kurang laku?
Penyebab utama kegagalan karena Starbucks gagal memahami selera pasar. Karena budaya minum kopi sudah sangat melekat di Australia, orang-orang disana memiliki selera kopi yang tinggi. Mereka sangat memahami cita rasa kopi dan lebih memilih kopi di kedai dengan citarasa khasnya masing-masing dan specialty coffe.
Selain itu, sejak budaya minum kopi masuk ke Australia, ada begitu banyak kedai kopi di Australia. Dan saat mereka sudah merasa cocok dengan kopi di satu kedai, mereka cenderung tidak berpindah. Karena itu barista disana biasanya akrab dengan pelanggan. Budaya minum kopi ini sudah melekat sangat lama, dan Starbucks gagal memahaminya.
Menurut Thomas O’Cornor, analis industri ritel Gartner, Starbucks terlalu terburu-buru membuka begitu banyak gerai tanpa memberi kesempatan konsumen Australia untuk merasakan kopi sesuai selera mereka. Meski begitu Starbucks tidak menyerah. Starbucks masih terus mempertahankan beberapa gerainya. Hingga tahun 2024 terdapat 69 gerai di Australia.
Kegagalan Starbucks di Australia mengajarkan bahwa keberhasilan global tidak menjamin keberhasilan lokal. Untuk menembus pasar baru, perusahaan perlu:
-
Pahami budaya dan preferensi lokal
-
Bangun hubungan emosional dengan konsumen
-
Jangan hanya mengandalkan nama besar
-
Lakukan ekspansi dengan hati-hati
-
Siap untuk pivot jika strategi awal gagal
Punya bisnis cafe? Pastikan pengelolaan optimal dengan menggunakan aplikasi kasir KETOKO SHOP. Dengan desain dan fitur yang lebih sederhana namun tetap mumpuni. Klik gambar berikut untuk informasi lebih lanjut.