Apa itu rohana & rojali?
Istilah rohana dan rojali belakangan ini banyak dibicarakan di media sosial. Sebenarnya Rojali adalah akronim dari rombongan jarang beli. Sementara Rohana singkatan dari rombongan hanya nanya. Kedua istilah ini merujuk pada perilaku konsumen yang datang ke mall tanpa membeli barang atau membeli namun dalam jumlah atau harga yang minim.
Kehadiran Rojali dan Rohana semakin banyak ditandai dengan meningkatkannya pengunjung mall namun omset yang didapat penjual justru menurun. Fenomena ini sudah mulai terlihat sejak pandemi covid 19. Banyak mall mengubah konsep dengan menambah spot nongkrong dibandingkan toko biasa.
Penyebab munculnya fenomena
Menururt Alphonsus Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Rojali dan Rohana datang dari masyarakat kelas menengah, baik menengah ke atas maupun menengah kebawah.
Bagi menengah atas, pengaruh makroekonomi, mikroekonomi dari global menyebabkan mereka lebih hati-hati dalam berbelanja dan memilin investasi. Sedangkan bagi menengah ke bawah, mereka menjadi Rojali dan Rohana karena penurunan daya beli.
Faktor-faktor itu menyebabkan masyarakat menjadi semakin selektif dalam berbelanja. Tidak jarang yang mencari-cari dan survey produk di mall tapi membeli barangnya online karena factor harga yang dirasa lebih terjangkau dibandingkan beli langsung di mall. Beberapa datang ke mall bukan untuk berbelanja melainkan untuk hiburan dan menikmati suasana mall saja.
BACA JUGA: JANGAN DIREMEHKAN, 5 HAL KECIL INI BISA MENGGANGGU EFEKTIVITAS BISNISMU
Kunci untuk UMKM
- Segmentasi pelanggan – kenali mana yang serius beli, mana yang hanya tanya-tanya.
- Sediakan materi promosi atau FAQ lengkap agar pertanyaan umum bisa dijawab cepat.
- Buat strategi penawaran yang sesuai dengan segmentansi
- Bangun loyalitas dari pembeli sejati
Dalam dunia usaha, tidak semua calon konsumen siap menjadi pembeli. Ada yang sensitif harga, ada juga yang hanya ingin lihat-lihat. Kalau bisnis bisa mengenali karakter mereka sejak awal, maka strategi penawaran & pelayanan bisa disesuaikan sehingga waktu, energi, dan biaya lebih efisien. Jadi alih-alih frustasi menghadapi Rohana dan Rojali, jadikan ini peluang untuk memperkuat strategi harga, value proposition, serta teknik closing agar bisnis tetap untung.
Rohana dan Rojali menjadi gambaran dari penurunan daya beli dan perubahan kebiasaan konsumen dalam membeli sebuah produk. Hal ini menjadi tantangan untuk pemilik usaha, termasuk UMKM. Dibutuhkan strategi khusus baik dalam operasional maupun pemasaran untuk tetap dapat bertahan dan berkembang. Dukung pengelolaan bisnis Anda menjadi lebih optimal dengan menggunakan program toko IPOS 5. Buat strategi bisnis dan pemasaran lebih mudah dengan berbagai data dan laporan otomatis di IPOS 5. Klik disini untuk informasi lebih lanjut.